Kamis, 07 Januari 2010

Sinopsis Novel – Looking for Alibrandi

Sinopsis Novel – Looking for Alibrandi

Looking for Alibrandi adalah kisah yang sangat mengairahkan tentang perjalanan hidup seorang gadis muda yang penuh dengan lika-liku kehidupan menuju masa kedewasaannya. Cerita berpusat Josephine Alibrandi - yang agresif, tidak pernah puas, dan bingung menghadapi tahun terakhirnya di St Martha's, sebuah sekolah menengah Katolik elite khusus gadis yang terletak di kawasan pinggir kota sebelah timur, yang ayahnya memperlakukan mereka layaknya seperti putri. Dia mempunyai ambisi untuk menemukan tempatnya dalam masyarakat makmur dan untuk membebaskan diri dari predikat memalukan yaitu sebagai anak Australia-Italian yang tidak memiliki ayah sejak ia lahir.
Josephine menemukan kebenaran yang vital melalui keadaan tragis. Dia datang untuk menyadari bahwa dunia yang sempurna terdiri lebih dari gaya rambut cantik, pacar yang kaya dan hak sosial. Melina Marchetta menggunakan gagasan tentang penderitaan melalui konflik di seluruh novel. Hal ini membantu untuk memicu perubahan positif dalam pencarian jati diri seorang Josephine Alibrandi dan dunia pada umumnya. Bisa dikatakan bahwa buku mengupas secara mendalam kegelisahan remaja pada umumnya. Ini melukiskan gambaran yang jelas tentang pengetahuan diri dan penerimaan diri di setiap babnya.
Fitur yang kuat dalam buku ini adalah ketidakpuasan dan kemarahan Josephine Alibrandi. Dia tidak bahagia dengan banyak hal dalam hidupnya. Dia marah ketika mereka menyebut dirinya sebagai 'etnis' dan 'wog'. Dia terganggu oleh kenyataan bahwa dia hanya siswa yang mendapatkan Beasiswa dan gadis eksklusif sekolah. Josephine juga kecewa bahwa dia tidak akan pernah dapat diterima dan setara dengan Ivy Loyd. Josephine merasa sangat marah dengan campur tangan neneknya (Nonna), yang dia tidak pernah memandang remaja yang hamil di luar nikah, menelantarkan ibunya dan berbohong tentang ayah dari ibunya, Marcus Sandford
Salah satu poin penting utama dalam buku ini, yang memberinya wawasan dan kebebasan pribadi, adalah kemunculan ayahnya, Michael Andretti, dan pacarnya, Jacob Coote, yang masuk dalam hidupnya. Alasan mengapa hal itu seperti peristiwa penting adalah karena mereka datang ke dalam hidupnya sebagai 'penyelamat'. Ayahnya, yang adalah seorang pengacara, 'menyelamatkan' dia dari gugatan hukum yang mengancam. Melibatkan tuan Uskup dan putrinya, Carly yang terkenal dan kaya (yang telah ditinju hidungnya oleh Josephine setelah menyebutnya 'wog'). Jacob Coote juga 'menyelamatkan' dia dari insiden pemerkosaan.
Dua insiden yang paling penting yang benar-benar mengubah dirinya adalah berakhirnya hubungannya dengan Jacob - yang datang sebagai akibat dari bentrokan budaya - dan insiden bunuh diri teman yang sangat istimewadan dicintainya, John Barton. Tindakan tragis ini telah menanamkan dalam dirinya pemahaman yang sensitif tentang penderitaan keluarganya. Ketika ia bertanya kepada Nonna untuk berbicara lebih banyak tentang masa lalunya, dia memeluk warisan Italia dan menciptakan sedikit sepotong sejarah bagi dirinya sendiri juga.
Perjalanan Josephine Alibrandi memperoleh kebebasan tidak seperti dugaannya. Tadinya ia mengira akan terbangun pada suatu pagi dan segalanya menjadi jelas. Merasa terbebas dari segala – galanya. Atau mungkin, ada satu peristiwa tertentu yang bisa membuatnya memperoleh sesuatu. Namun saat ia mengenang kembali semua yang terjadi setahun terakhir, dan menyadari bahwa sebenarnya ia sudah terbebas dari dulu. Dan terjadinya juga bukan di satu kesempatan tapi di beberapa kesempatan. Kecanggungan yang sering ia alami telah berganti, bukan dengan kecangguangan yang lain, tapi oleh sedikit kesedihan. Ia mengira bahwa status anak haram adalah salib yang harus terus menerus ia pikul selama sisa hidupnya, tapi pada akhirnya ia menyadari bahwa banyak hal yang lebih mengkhawatirkan disbanding mengeluhakan hal itu seumur hidupnya.
Masalah perbedaan kebudayaan, dengan berani akan ia pandang mata siapapun yang bertanya lurus – lurus dan menjawab bahwa dirinya adalah orang Australia dengan darah Italia kental deras di tubuhnya. Ia akan mengatakannya dengan penuh kebanggan, karena memang kebanggaanlah yang ia rasakan. Semakin lama hubungannya dengan Michael Andretti semakin membaik. Dan Jacob? Menurutnya, bukan latar belakangnya sebagai ketururnan Italia dan latar belakang Jacob yang menjadi penyebab perpecahan meraka. Hanya saja mungkin meraka terlalu berbeda. Meraka belum bisa menentukan dengan tepat apa yang sesungguhnya mereka inginkan dari diri meraka sendiri, apalagi tahu apa yang mereka inginkan dari pasangan mereka masing – masing.
Usia tujuh belas yaitu usia ketika seseorang beajar mengetahui kebenaran. Tapi hal yang terpenting ialah bahwa seseorang akan terus belajar mengetahui kebenaran setelah meninggalkan usia tujuh belas. Josephine memutuskan untuk tetap percaya kepada Tuhan dan tidak akan membiarkan aturan – aturan Gereja merampas kepercayaan itu darinya. Ia tahu, banyak keburukan terjadi di dunia, dan banyak orang putus asa dan merasa siap meninggalkan dunia. Dengan yakin ia berkata bahwa ia tidak akan seperti itu, karena ia yakin banyak sekali sifat positif dan baik dalam diri setipa orang, terutama generasi muda.
“Sebenarnya aku mengerti bahwa tidaklah penting benar apakah aku ini Josephine Andretti yang sebenarnya tidak pernah menjadi seorang Alibrandi, yang seharusnya mengenakan nama belakang Sandford, dan yang mungkin tidak akan pernah menjadi Coote. Yang paling penting adalah siapa aku dalam hatiku – dan aku merasa bahwa aku adalah anak perempuan Michael dan Christina serta cucu Katia; sahabat Sera, Anna, dan Lee, juga sepatu Robert”.
“Kalian tahu, sesuatu yang indah terjadi saat aku mengenang kembali satu tahun yang telah berlalu. “Suatu hari nanti” itu telah datang. Karena akhirnya aku mengerti”.

2 komentar:

  1. Mesti baca buku ini..
    Bagus banget, tentang pencarian jati diri,,

    BalasHapus
  2. izin kopas ya mbak buat refernsi blog saya :)
    semoga diperbolehkan

    BalasHapus